Mengenal Komponen Elektronika: Resistor ERN

Minggu, 11 Oktober 2015

Mengenal Komponen Elektronika: Resistor ERN



Resistor adalah komponen elektronika dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan di antara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya. Resistor dapat diumpamakan dengan sebuah papan yang digunakan untuk menahan aliran air yang deras di parit kecil. Dengan adanya tahanan papan ini, maka arus air menjadi terhambat alirannya. Makin besar papan yang dipergunakan untuk menahan air parit, makin kecil air yang mengalir. Begitu pula peran resistor dalam elektronika, makin besar resistansi (nilai tahanan), makin kecil arus dan tegangan listrik yang melaluinya. Satuan resistor adalah Ohm (simbol: Ω).

Fungsi resistor

Dalam suatu rangkaian elektronika, fungsi resistor adalah:
1. Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
2. Menurunkan tegangan sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
3. Pembagi tegangan.
4. Bekerjasama dengan transistor dan kapasitor dalam suatu rangkaian elektronika untuk membangkitkan frekwensi rendah/ tinggi.

Jenis resistor

Resistor dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Resistor Tetap


Gambar: Simbol resistor tetap.

Adalah resistor yang besaran tahanannya tidak dapat diatur alias tetap, di antaranya:
- Resistor kawat logam, yaitu tahanan dari kawat logam yang digulung di permukaan tabung kaca.
- Resistor arang (komposisi), yaitu resistor dari bahan arang karbon terdapat gelang warna dibadannya, yang merupakan nilai besaran tahanannya.

2. Resistor Tidak Tetap (Variabel)


Gambar: Simbol resistor variabel

Adalah resistor yang besaran tahanannya dapat diatur sesuai kebutuhan, di antaranya:
- Potensiometer, adalah resistor variabel arang berupa potensio putar dan geser.
- Trimpot, adalah resistor variabel arang yang dapat diatur tahanannya dengan memutar lubang kecil pada badan trimpot dengan menggunakan obeng kecil.
- LDR (Light Dependent Resistor/ Fotoresistor) adalah resistor variabel yang nilainya bergantung pada cahaya, resistansi akan turun/ berkurang jika terkena cahaya, sebaliknya tahanan akan naik jika LDR dilindungi dari cahaya.
- Thermistor/ NTC (Negative Temperature Coefisien), adalah resistor variabel yang tergantung suhu, resistansi akan berubah akibat perubahan temperatur/ suhu.



Gambar: Potensiometer.


Gambar: Trimpot


Gambar: LDR


Gambar: NTC
Tak kenal maka tak sayang mari kita kenalan dengan komponen elektronika mau kenalan baca artikel di bawah ini
Bahan yang bersifat semikonduktor banyak diterapkan dalam komponen komponen elektronika.komponen tersebut ada yang bersifat aktif dan ada yang bersifat pasif.Contoh komponen aktif: Transsistor,dan Dioda.
contoh komponen pasif: Resistor,kapasitor,dan Induktor

1.RESISTOR merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi arus listrik yng mengalir pada suatu rangkaian elektornika.Resistor memiliki dua jenis yaitu;
a.Resistor tetap
b.Resistor varia


2.KAPASITOR merupakan komponen elektronika yang mampu menyimpan muatan listrik.umum nya kapasitor terbuat dari dua buah keping logam yang dipisahkan oleh bahan keramik,gelas,dll
Kapasitor juga memiliki 3 jenis yaitu;
a.Kapasitor elektrostatis
b.kapasitor elektrolitik
c.Kapasitor elekrokimia


3.INDUKTOR komponen yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya


4.DIODA komponen elektronika yang berfungsi untuk mengaliri arus listrik dalam satu arah dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya



5.TRANSISTOR merupakan peralatan yang memiliki 3 lapisan "n-p-n atau p-n-p".Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,sebagai sirkuit pemutus dan penyambung ,stabilisasi tegangan,modulasi sinyal,atau berbagai fungsi lain nya



sedikit lebih paham bukan ini hanya garis besarnya saja atau ringkasan dari saya mau kenal lebih dalam lagi beli aja buku nya banyak kok dipasar inget bukan pasar burung atau pasar kaget ya,,hahah LAIN SING NGAIEUKEN ...!

Penerapan elektronik digital

Elektronika Digital

A.    Pengertian Elektronika Digital
Elektronika digital adalah sistem elektronik yang menggunakan signal digital. Signal digital didasarkan pada signal yang bersifat terputus-putus.
Biasanya dilambangkan dengan notasi aljabar 1 dan 0. Notasi 1 melambangkan terjadinya hubungan dan notasi 0 melambangkan tidak terjadinya hubungan.
Contoh yang paling gampang untuk memahami pengertian ini adalah saklar lampu. Ketika kalian tekan ON berarti terjadi hubungan sehingga dinotasikan 1. Ketika kalian tekan OFF maka akan berlaku sebaliknya.
Elektronik digital merupakan aplikasi dari aljabar boolean dan digunakan pada berbagai bidang seperti komputer, telpon selular dan berbagai perangkat lain. Hal ini karena elektronik digital mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: sistem digital mempunyai antar muka yang mudah dikendalikan dengan komputer dan perangkat lunak, penyimpanan informasi jauh lebih mudah dilakukan dalam sistem digital dibandingkan dengan analog. Namun sistem digital juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu: pada beberapa kasus sistem digital membutuhkan lebih banyak energi, lebih mahal dan rapuh.
B.    Gerbang Logika
Elektronik digital atau atau rangkaian digital apapun tersusun dari apa yang disebut sebagai gerbang logika. Gerbang logika melakukan operasi logika pada satu atau lebih input dan menghasilkan ouput yang tunggal. Output yang dihasilkan merupakan hasil dari serangkaian operasi logika berdasarkan prinsip prinsip aljabar boolean. Dalam pengertian elektronik, input dan output ini diwujudkan dan voltase atau arus (tergantung dari tipe elektronik yang digunakan).
Setiap gerbang logika membutuhkan daya yang digunakan sebagai sumber dan tempat buangan dari arus untuk memperoleh voltase yang sesuai.
Pada diagram rangkaian logika, biasanya daya tidak dicantumkan. Dalam aplikasinya, gerbang logika adalah blok-blok penyusun dari perangkat keras elektronik. Gerbang logika ini dibuat dengan menggunakan transistor. Seberapa banyak transistor yang dibutuhkan, tergantung dari bentuk gerbang logika. Dasar pembentukan gerbang logika adalah tabel kebenaran (truth table). Ada tiga bentuk dasar dari tabel kebenaran yaitu AND, OR, dan NOT. Berikut adalah tabel-tabel dan bentuk gerbang logikanya.

Gambar 1. Tabel kebenaran dan representasinya dalam gerbang logika.
Penjelasan dari Gambar 1 di atas adalah sebagai berikut:
-    Pada AND, bila ada dua buah input A dan B maka output atau signal hanya dihasilkan jika A = 1 dan B = 1.
-    Pada OR, bila ada dua buah input A dan B maka output atau signal akan dihasilkan jika salah satu atau kedua input bernilai 1
-    Pada NOT, bila ada satu input mempunyai nilai tertentu maka operasi NOT akan menghasilkan output / signal yang merupakan kebalikan dari nilai inputnya.
Selain bentuk dasar di atas, beberapa bentuk yang merupakan turunan dari bentuk dasar juga penting diketahui. Gambar 2. menampilkan bentuk tabel kebenaran dan gerbang logika NAND, NOR, dan XOR. NAND adalah hasil operasi NOT + AND, NOR adalah operasi NOT + OR sedangkan XOR adalah ekslusif OR. NAND dan NOR merupakan bentuk gerbang logika yang banyak sekali digunakan untuk membangun perangkat elektronik digital.

Gambar 2. Bentuk turunan tabel kebenaran dan representasinya dalam gerbang logika.
C.    Rangkaian Digital
Pada sub bab di atas kita telah belajar tentang bentuk-bentuk gerbang logika berdasarkan tabel kebenaran. Sebuah rangkaian digital sebenarnya disusun dari satu atau lebih gerbang logika ini. Perhatikan contoh pada Gambar 3. berikut ini. Kalau kita perhatikan pada gambar tersebut, pada bagian atas terlihat ada empat notasi gerban logika NAND, satu pin untuk sumber daya 5 V dan satu pin untuk ground. Sedangkan pada bagian bawah adalah representasi dari rangkaian digital ini, yaitu sebuah chip 7400.
Gambar 3: Contoh rangkaian digital dan representasinya pada hardware


Teori Ke 2

Elektronika Digital

Menerapkan Konsep Elektronika Digital
1. Prinsip
A. Elektronika digital
Sistem elektronika yang menggunakan isyarat digital
merupakan Representasi dari aljabar boolean dan digunakan di komputer
1 (high, active, true,) dan 0 (low, nonactive, false.
B. Representasi Analog
Suatu kuantitas dinyatakan dengan kuantitas yang lain yang berbanding lurus dengan kuantitas.
Contoh representasi analog adalah speedometer sepeda motor, dalam hal ini kecepatan sepeda motor dinyatakan dengan simpangan jarum speedometer, simpangan jarum speedometer selalu mengikuti perubahan yang terjadi pada saat kecepatan sepeda motor naik atau turun
2. Perbedaan Analog Dan Digital
Anggapan seorang awam tentang analog dan digital?
Analog berarti kuno dan digital berarti modern, analaog murah, digital mahal, atau analog berarti tidak seperti digital yang identik dengan angka-angka
Contohnya pada jam analog menggunakan jarum dan jam digital menggunakan angka.
Analog dan digital sebenarnya
Yaitu istilah dalam penyimpanan dan penyebaran data.
Sistem digital merupakan bentuk sampling dari sistem analog, terdiri dari kombinasi urutan 0 dan 1
2. Sistem Digital
Sistem digital adalah suatu kombinasi peralatan listrik, mekanis, fotolistrik dan lainnya yang disusun untuk melaksanakan fungsi-fungsi tertentu, yang mana kuantitas-kuantitasnya dinyatakan secara digital.
3. Sistem Analog
Pada umumnya kuantitas-kuantitas fisik prinsipnya bersifat analog, pada sistem analog kuantitas-kuantitas berubah secara gradual pada suatu rentang kontinyu
Sistem transmisi digital menyediakan :
*. Tingkat pengiriman informasi yang lebih tinggi
*. Perpindahan informasi tang lebih banyak
*. Peningkatan ekonomi
*. Tingkat kesalahan yang lebih rendah dibangdingkan sistem analog

Penerapan Sistem Bilangan

Sistem Bilangan Digital

Banyak sistem-sistem bilangan yang digunakan pada teknologi digital. Yang paling umum adalah sistem-sistem desimal, biner, oktal dan heksadesimal. Sistem desimal adalah yang banyak dikenal karena sering digunakan setiap hari. Dengan mempelajari karakteristiknya akan membantu memahami sistem-sistem bilangan lain secara lebih baik.

1. Sistem Desimal
Sistem desimal tersusun atas 10 angka atau simbol, yang dikenal dengan digit. Ke-10 simbol ini adalah  0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Sistem desimal juga disebut sistem basis-10, karena mempunyai 10 digit. Kenyataannya, kata ”digit” adalah kata latin yang berarti ”jari-jari”.
Sistem desimal adalah suatu sistem nilai posisional di mana nilai dari suatu digit tergantung kepada posisinya. Misalnya perhatikanlah bilangan desimal 634 ini artinya digit 4 sesungguhnya menyatakan 4 satuan. 3 menyatakan 3 puluhan dan 6 menyatakan 6 ratusan. Ringkasnya, 6 merupakan yang paling berbobot dari ketiga digit, dikenal sebagai Most Significant Digit (MSD). 4 bobotnya paling kecil dan disebut Least Significant Digit (LSD). Perhatikan contoh lain, 75.25. Bilangan ini sesungguhnya sama dengan tujuh puluh plus lima satuan plus dua persepuluh plus lima perseratus.

2. Sistem Biner
Hampir semua sistem digital menggunakan sistem bilangan biner sebagai dasar sistem bilangan dari operasinya, meskipun sistem-sistem bilangan lain sering digunakan secara bersama-sama dengan biner. Dengan menggunakan 2 level yang ada pada sistem biner maka sangatlah mudah untuk mendesain rangkaian – rangkaian elektronik yang akurat dibandingkan dengan menggunakan 10 level yang ada pada sistem desimal.
Dalam sistem biner, hanya ada 2 simbol atau digit yaitu 0 dan 1 yang dikenal juga dengan system basis-2. Sistem biner ini dapat digunakan untuk menyatakan setiap kuantitas yang dapat dinyatakan dalam desimal atau sistem bilangan yang lainnya.
Sistem biner juga suatu sistem nilai posisional, dimana tiap-tiap digit biner mempunyai nilainya sendiri atau bobot yang dinyatakan sebagai pangkat 2.
Tabel berikut menunjukkan urutan hitungan pada system bilangan biner.

3. Menyatakan Kuantitas-Kuantitas Biner
Dalam system digital informasi yang akan diproses biasanya dinyatakan dalam bentuk biner. Kuantitas biner dapat dinyatakan dengan setiap alat yang hanya mempunyai dua kondisi kerja. Sebagai contoh sebuah saklar yang hanya mempunyai kondisi terbuka yang menyatakan biner 0 atau kondisi tertutup yang menyatakan biner 1.
Gambar 1. Menggunakan saklar untuk menyatakan bilangan-bilangan biner
Pada sistem-sistem digital elektronik, informasi biner dinyatakan oleh sinyal-sinyal listrik yang terdapat pada input dan output dari berbagai macam rangkaian-rangkaian elektronik. Dalam sistem ini, biner 0 dan 1 dinyatakan oleh dua tegangan  yang ekstrim berlawanan. Misalnya biner 0 dapat dinyatakan dengan harga nominal 0 volt dan biner 1 dinyatakan dengan 5 volt. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 1.5 berikut.
Biner 1            : tegangan antara 2V sampai 5V
Biner 0            : tegangan antara 0V sampai 0.8 V
Tegangan antara 0.8V sampai 2V tidak digunakan, karena akan menyebabkan kesalahan dalam rangkaian digital.
Gambar 1. Bentuk sinyal digita


MATERI KE 2

Sistem Bilangan Digital

Sistem bilangan desimal adalah sistem bilangan yang menggunakan 10 macam angka dari 0,1, sampai 9. Setelah angka 9, angka berikutnya adalah 1 0, 1 1, dan seterusnya (posisi di angka 9 diganti dengan angka 0, 1, 2, .. 9 lagi, tetapi angka di depannya dinaikkan menjadi 1). Sistem bilangan desimal sering dikenal sebagai sistem bilangan berbasis 10, karena tiap angka desimal menggunakan basis (radix) 10, seperti yang terlihat dalam contoh berikut:
angka desimal 123 = 1*102 + 2*101 + 3*100
sistem bilangan biner(basis 2), sistem bilangan/ angka oktal (basis 8), dan sistem angka heksadesimal (basis 16) yang merupakan dasar pengetahuan untuk mempelajari komputer digital. Bilangan oktal dibentuk dari bilangan biner-nya dengan mengelompokkan tiap 3 bit dari ujung kanan (LSB). Sementara bilangan heksadesimal juga dapat dibentuk dengan mudah dari angka biner-nya dengan mengelompokkan tiap 4 bit dari ujung kanan.
Oktal atau sistem bilangan basis 8 adalah sebuah sistem bilangan berbasis delapan. Simbol yang digunakan pada sistem ini adalah 0,1,2,3,4,5,6,7. Konversi Sistem Bilangan Oktal berasal dari Sistem bilangan biner yang dikelompokkan tiap tiga bit biner dari ujung paling kanan (LSB atau Least Significant Bit).
Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem penulisan angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari sistem biner, kita dapat mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal atau Hexadesimal. Sistem ini juga dapat kita sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit. Pengelompokan biner dalam komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte/bita. Dalam istilah komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCII, American Standard Code for Information Interchange menggunakan sistem peng-kode-an 1 Byte.
Heksadesimal atau sistem bilangan basis 16 adalah sebuah sistem bilangan yang menggunakan 16 simbol. Berbeda dengan sistem bilangan desimal, simbol yang digunakan dari sistem ini adalah angka 0 sampai 9, ditambah dengan 6 simbol lainnya dengan menggunakan huruf A hingga F
Konversi dari heksadesimal ke desimal
Untuk mengkonversinya ke dalam bilangan desimal, dapat menggunakan formula berikut:
Dari bilangan heksadesimal H yang merupakan untai digit hnhn − 1...h2h1h0, jika dikonversikan menjadi bilangan desimal D, maka:
clip_image001
Sebagai contoh, bilangan heksa 10E yang akan dikonversi ke dalam bilangan desimal:
  • Digit-digit 10E dapat dipisahkan dan mengganti bilangan A sampai F (jika terdapat) menjadi bilangan desimal padanannya. Pada contoh ini, 10E diubah menjadi barisan: 1,0,14 (E = 14 dalam basis 10)
  • Mengalikan dari tiap digit terhadap nilai tempatnya.
clip_image002
= 256 + 0 + 14
= 270
Dengan demikian, bilangan 10E heksadesimal sama dengan bilangan desimal 270

Menerapkan sistem elektronika digital pada komputer

Menerapkan Elektronika Digital Untuk Komputer

IP Adress 
IP Address digunakan untuk mengidentifikasi interface jaringan pada host dari suatu computer, dengan adanya address, masing – masing host dapat terhubung dan saling bertukar informasi melalui media transmisi kabel seperti UTP, koafksil atau fiber optic sebagai contoh sederhana.
Ip Address adalah sekelompok bilangan biner 32 bit yang dibagi menjadi 4 bagian, yang mmasing – masing bagian itu terdiri atas 8 bit. Angka pada masing –masing bit tersebut adalah angka 1 dan 0, misalnya : 11000111. Nilai paling besar dari biner, 8 bit adalah 255, angka 225 ini di hitung dari bilangan biner 2 berpangkat , missal : 11111111.
Untuk memudahkan kita dalam membaca dan mengingat suatu IP Address maka umumnya penanaman yang digunakan adalah berdasarkan bilangan decimal.
Terminology IP
Kita akan mempelajari beberapa istilah penting untuk pengertian tentang Internet Protocol (IP). Berikut ini beberapa istilah sebagai permulaan :
a.      Bit satu bit sama dengan satu digit; Bernilai 1 atau 0.
b.      Byte satu byte sama dengan 7 atau 8 bit, bergantung apakah menggunakan parity.
c.       Octet  terdiri atas 8 bit, yang merupakan bilangan biner 8 bit umumny, istilah byte dan octet bias saling dipertukarkan.
d.      Alamat network digunakan dalam routing untuk menunjukkan pengiriman paket ke remote network, contoh : 10.0.0.0, 172.16.0.0 dan 192.168.10.0.
e.      Alamat broadcast alamat yang digunakan oleh aplikasi dan host untuk mengirimkan informasi ke semua titik  didalam jaringan, contoh : 225.225.225.225 yang berarti semua jaringan.

sistem bilangan digital

Menerapkan Sistem Bilangan Digital

05JAN
elektronika digital
Banyak sistem-sistem bilangan yang digunakan pada teknologi digital. Yang paling umum adalah sistem-sistem desimal, biner, oktal dan heksadesimal. Sistem desimal adalah yang banyak dikenal karena sering digunakan setiap hari. Dengan mempelajari karakteristiknya akan membantu memahami sistem-sistem bilangan lain secara lebih baik.
  1. Sistem Desimal
Sistem desimal tersusun atas 10 angka atau simbol, yang dikenal dengan digit. Ke-10 simbol ini adalah  0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Sistem desimal juga disebut sistem basis-10, karena mempunyai 10 digit. Kenyataannya, kata ”digit” adalah kata latin yang berarti ”jari-jari”.
Sistem desimal adalah suatu sistem nilai posisional di mana nilai dari suatu digit tergantung kepada posisinya. Misalnya perhatikanlah bilangan desimal 634 ini artinya digit 4 sesungguhnya menyatakan 4 satuan. 3 menyatakan 3 puluhan dan 6 menyatakan 6 ratusan. Ringkasnya, 6 merupakan yang paling berbobot dari ketiga digit, dikenal sebagai Most Significant Digit (MSD). 4 bobotnya paling kecil dan disebut Least Significant Digit (LSD). Perhatikan contoh lain, 75.25. Bilangan ini sesungguhnya sama dengan tujuh puluh plus lima satuan plus dua persepuluh plus lima perseratus.
  2. Sistem Biner
Hampir semua sistem digital menggunakan sistem bilangan biner sebagai dasar sistem bilangan dari operasinya, meskipun sistem-sistem bilangan lain sering digunakan secara bersama-sama dengan biner. Dengan menggunakan 2 level yang ada pada sistem biner maka sangatlah mudah untuk mendesain rangkaian – rangkaian elektronik yang akurat dibandingkan dengan menggunakan 10 level yang ada pada sistem desimal.
Dalam sistem biner, hanya ada 2 simbol atau digit yaitu 0 dan 1 yang dikenal juga dengan system basis-2. Sistem biner ini dapat digunakan untuk menyatakan setiap kuantitas yang dapat dinyatakan dalam desimal atau sistem bilangan yang lainnya.
Sistem biner juga suatu sistem nilai posisional, dimana tiap-tiap digit biner mempunyai nilainya sendiri atau bobot yang dinyatakan sebagai pangkat 2.
Tabel berikut menunjukkan urutan hitungan pada system bilangan biner.
3. Menyatakan Kuantitas-Kuantitas Biner
Dalam system digital informasi yang akan diproses biasanya dinyatakan dalam bentuk biner. Kuantitas biner dapat dinyatakan dengan setiap alat yang hanya mempunyai dua kondisi kerja. Sebagai contoh sebuah saklar yang hanya mempunyai kondisi terbuka yang menyatakan biner 0 atau kondisi tertutup yang menyatakan biner 1.
Gambar 1. Menggunakan saklar untuk menyatakan bilangan-bilangan biner
Pada sistem-sistem digital elektronik, informasi biner dinyatakan oleh sinyal-sinyal listrik yang terdapat pada input dan output dari berbagai macam rangkaian-rangkaian elektronik. Dalam sistem ini, biner 0 dan 1 dinyatakan oleh dua tegangan  yang ekstrim berlawanan. Misalnya biner 0 dapat dinyatakan dengan harga nominal 0 volt dan biner 1 dinyatakan dengan 5 volt. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 1.5 berikut.
Biner 1            : tegangan antara 2V sampai 5V
Biner 0            : tegangan antara 0V sampai 0.8 V
Tegangan antara 0.8V sampai 2V tidak digunakan, karena akan menyebabkan kesalahan dalam rangkaian digital.
Gambar 2. Bentuk sinyal digital
MENGETAHUI SISTEM BILANGAN
1. Sistem Bilangan Desimal (Decimal Numbering System)
Bilangan berbasis 10, yg terdiri dari 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9.
2. Sistem Bilangan Biner (Binary Numbering System)
Bilangan berbasis 2, yg terdiri atas bilangan 0 dan 1.
3. Sistem Bilangan Oktal (Octenary Numbering System)
Bilangan berbasis 8, yg terdiri atas 0,1,2,3,4,5,6,7.
4. Sistem Bilangan Heksadesimal (Hexadenary Numbering System)
Bilangan berbasis 16, yg terdiri atas 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,a,b,c,d,e,f.
A. Konversi Bilangan Desimal ke Biner
Proses konfersi bilangan desimal ke biner adalah dengan cara pembagian bilangan desimal berturut-turut yg akan diubah dibagi dengan 2 dan sisa hasil pembagian tersebut akan menjadi nilai akhir.
contoh :
10(10) = . . . (2)
cara penyelesaian :
10 : 2 = 5   sisa = 0
5 : 2 = 2     sisa = 1
2 : 2 = 1     sisa = 0
1 : 2 = 0     sisa = 1
cara membacanya dimulai dari akhir sampai menuju ke atas maka hasilnya 1010.
B. Konversi Bilangan Biner ke Desimal
Untuk melakukan proses konfersi dari bilangan Biner ke Desimal, perhatikan contoh berikut :
contoh :
10110
(2) = . . . (10)
kalikan setiap bit pada angka Biner tersebut dengan basis 2 yg berpangkat. Bit paling kanan menyatakan satuan berpangkat 0(0) dan Bit ke kiri mengikuti jumlah bit menjadi pangkat.
(1 x 24) + (0 x 22) + (1 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20) = 16+0+4+2+0 = 22
jadi hasilnya 10110 (2) = 22 (10)
C. Konversi Bilangan Desimal ke Oktal
Caranya hampir sama dengan konfersi dari Desimal ke Biner
contoh :
25(10) = . . . (8)
cara penyelesaian :
25 : 8 = 3    sisa 1
3 : 8 = 0      sisa 3
hasil yg dapat ditulis dari nilai akhir = 31(8)
D. Konversi Bilangan Oktal ke Desimal
Caranya hampir sama dengan konfersi dari Biner ke Desimal
contoh :
31(8) = . . . (10)
cara penyelesaian :
(3 x 81) + (1 x 80) = 24+1 = 25(10)
E. Konversi Bilangan Desimal ke Heksadesimal
Proses konfersi bilangan Desimal ke Heksadesimal adalah dengan cara dibagi 16 dan sisanya dikonfirmasikan ke bilangan Heksadesimal.
contoh :
3409(10) = . . . (16)
cara penyelesaian :
3409 : 16 = 213         sisa  1(10)    =  1(16)
213   : 16 = 13           sisa  5(10)     =  5(16)
13     : 16 = 0              sisa 13(10)  =  C(16) sehingga 3409(10) = C51(16)
F. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Desimal
Caranya hampir sama seperti konfersi dari Biner ke Desimal
contoh :
4B(16) = . . . (10)
cara penyalesaian :
menurut tabel B(16) = 12(10) maka (4 x 161) + (12 x 160) = 64+12 = 76(10)
G. Konversi Bilangan Biner ke Oktal
Proses konversi dari bilangan Biner ke Oktal adalah dengan cara mengelompokan 3 bit dari bilangan Biner. Selanjutnya lihat bilangan Biner 2 berpangkat.
contoh :
1010(2) = . . . (8)
cara penyelesaian :
kelompokan 3 digit ke belakang 010(2) = 2(8)
sisanya 1(2) = 1(8)
hasil akhirnya adalah 12(8)
H. Konversi Bilangan Okta ke Biner
Untuk melakukan konversi dari bilangan Okta ke Biner ambil masing-masing digit pada bilangan Okta kemudian konfirmasi dengan 3 digit bilangan Biner.
contoh :
523(8) = . . . (2)
cara penyelesaian :
3(8) = 011(2)
2(8) = 010(2)
5(8) = 101(8)
cara membacanya dari bawah ke atas hasilnya adalah 10110011(2)
catatan :
jika 0 di posisi depan tidak perlu di tulis.
I. Konversi Bilangan Biner ke Heksadesimal
Metode konversinya hampir sama dengan Biner ke Okta namun pengelompokannya sejumlah 4 bit, 4 kelompok bit paling kanan adalah posisi satuan, 4 bit kedua dari kanan adalah puluhan dan seterusnya.
contoh :
11100011(2) = . . . (16)
cara penyelesaian :
kelompokan bit dari kanan 0011(2) = 3(16)
kelompokkan bit berikutnya 1110(2) = E(16)
hasil konversinya adalah E3(16)
J. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Biner
Metode caranya hampir sama dengan konversi Okta ke Biner hanya pengelompokannya sebanyak 4 bit.
contoh :
2A(16) = . . . (2)
cara penyelesaian :
A(16) = 1010(2)
2(16)  = 00110(2)
cara membacanya dari bawah lurus ke atas, hasilnya adalah 00101010(2)
catatan :
jika 0  diposisi depan tidak perlu ditulis.

Kamis, 08 Oktober 2015

Trik Cara Membuat Panjang Kabel USB Modem - Pernahkan diantara anda yang mencoba untuk memperpanjang kabel USB modem dengan kabel UTP atau disebut juga USB extender, dengan tujuan agar koneksi sinyal modem bagus atau sinyal menjadi fullbar karena dengan dipanjangkan kabel modem tersebut dan ditaruh diluar kamar kita maka sinyal yang didapat bisa menjadi fullbar.. ini yang saya alami ketika saya mencoba modem intenet saya yang sinyalnya hanya 1 bar dan koneksinya kayak siput lagi jalan, maklum mainnya juga didalam kamar, dan lagi - lagi kali ini saya harus mencoba mempraktekannya, dimana kebetulan saya mempunyai kabel usb dan kabel UTP / kabel jaringan.
Sedikit pemberitahuan : Jika anda membuat kabel dengan panjang nya 7 sampai 10 meter dipastikan anda gagal, gunakanlah kabel yang berukuran 5 sampai 6 meter. Saya juga tidak tahu kenapa 10 meter tidak bisa. karena saya sudah mencoba dengan 10 meter dan selalu gagal. mungkin karena terlalu kepanjangan kali ya .
Sebelumnya saya pernah membahas tentang Trik Menghemat Bandwidth Internet dan Tips Mempercepat Koneksi Modem Internet hingga 20%
Oke dalam tutorial singkat ini saya akan langsung menjelaskan cara-caranya.

Bahan-bahan yang saya gunakan:
Kabel jaringan atau kabel UTP
Kabel usb

Langkah 1
- Kelupas kabel UTP / kabel jaringan anda (contoh gambar)











Langkah 2
- Potong kabel data anda / kabel USB menjadi 2 bagian. (contoh gambar)









Langkah 3
- Perhatikan kabel USB. biasanya, ada warna merah, hitam, dan putih, hijau. Merah dan hitam biasanya untuk tegangan daya 5V. Hijau putih biasanya merupakan kabel data USB

Langkah 4
Perhatikan baik-baik warna kabel yang di satukan menjadi satu, sehingga kita mempunyai "empat" kabel dari delapan kabel UTP, kabel UTP yang dijadikan satu adalah,

   1. putih oranye – oranye (2 kabel)
   2. putih hijau (1 kabel)
   3. hijau (1 kabel)
   4. putih biru, biru, putih coklat, coklat (4 kabel)

Langkah 5
Siapkan kabel UTP dengan kabel USB, karena sekarang kita akan mencoba mempersatukan kabel-kabel tersebut. (Lihat gambar)









Keterangan :
Kabel UTPUSB
putih oranye – oranye (2 kabel)merah
putih hijau (1 kabel)putih
hijau (1 kabel)hijau
putih biru, biru, putih coklat, coklat (4 kabel)hitam

Pastikan untuk sambungan kedua kabel tersebut, anda bisa dengan cara mensolder atau dengan thermofit atau dengan menyambungkan dengan biasa, juga tidak apa-apa tetapi disarankan di solder kemudian dilapisi solatip agar sambungan kedua kabel tersebut tidak putus.

Setelah semua sudah selesai disambungkan, anda bisa langsung mencoba nya.

Dan jika ada yang belum paham bisa berkomentar di form dibawah ini.
Sekian..Semoga bermanfaat.

Read more: http://www.it-newbie.com/2011/12/trik-cara-membuat-panjang-kabel-usb.html#ixzz3nyKhlkLe